TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta kepada para pengemudi ojek online yang sering mangkal di kawasan Sudirman-Thamrin dan kawasan perkantoran lainnya untuk menghilangkan kebiasaan itu.
Sebab tindakan para pengemudi ojek online menunggu penumpang tersebut membuat jalur protokol kerap macet.
Baca: Begini Sandiaga Uno Bermohon Demo Ojek Online Saat Asian Games Batal
"Pemilik usaha ojek online juga mulai pikirkan tempat untuk transit dan penjemputan. Kalau mangkal seperti ini terus akan menimbulkan masalah," ujar Anies di depan Hotel Le Meridien, Jakarta Selatan, Ahad, 22 Juli 2018.
Anies mengatakan pihaknya akan memanggil para pengusaha ojek online (atau dikenal aplikator) tersebut untuk membicarakan solusinya. Sebab, selama ini Dinas Perhubungan DKI sudah berapa kali mengkomunikasikan masalah ini, tapi tidak juga ada solusinya. "Saya akan ajak mereka ikut tanggung jawab," ujar Anies.
Di beberapa wilayah perkantoran dan stasiun kereta, kondisi macet lumrah ditemukan saat jam masuk dan pulang kerja. Namun, kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya pengemudi ojek online yang mangkal.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) melambaikan tangan saat tiba di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad, 22 Juli 2018. Anies meninjau proyek MRT dan kondisi trotoar di pusat kota Jakarta. TEMPO/Amston Probel.
Seperti misalnya di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, jalur yang mengarah ke arah Kebayoran itu kerap macet saat pagi dan sore.
Simak juga: Ini Kata Sandiaga Uno Soal CFD Tetap Ada Selama Asian Games 2018
Penyebabnya, banyak pengemudi ojek online yang mangkal di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) Stasiun Palmerah, sehingga kondisi jalan menjadi sempit.
Selain di sana, wilayah Gondangdia di sekitar kantor MNC, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kemacetan juga kerap terjadi saat jam masuk dan pulang kerja. Kemacetan itu diperparah dengan puluhan motor ojek online yang mangkal. "Kami pasti akan tertibkan semuanya," ujar Anies.